Sabtu, 28 April 2012

Fall in love? I've never feel it - My Confidence is Everything

                 Suasana sepi di suatu perumahan Lias Bangsa di pagi hari yang panasnya cukup menghangatkan kulit. Ren sendiri dirumah yang hanya di temani handphone, televisi dan playstation 2 nya. Beruntung di hari Minggu nya, Ren tidak ada jadwal untuk belajar bersama ataupun tugas untuk kerja kelompok, hari ini ia sangat bebas namun esok hari tetaplah hari Senin, dimana Ren harus tetap kembali masuk sekolah. Ren berencana untuk membuat hari nya ini menjadi hari yang menyenangkan baginya, karena ini hari Minggu yang bebas dari tugas-tugas sekolah. " Ren !! Ren !! " suara teriakan dari depan rumah, Ren pun langsung melihat ke arah jendela melihat siapa yang memanggil namanya." Ren, ini aku Ren... Putra " ternyata suara Putra teman dekat Ren sejak Sekolah Dasar, yang sejak tadi berteriak-teriak. Tanpa ragu Ren pun keluar dengan santai sambil membawa handphone di tangannya, dan menyapa Putra lalu mengajaknya masuk ke dalam. Mereka berdua ngobrol di ruang tamu rumah Ren, yang hanya ada ia sendiri di rumahnya karena ayah dan ibunya sering melakukan tugas ke luar kota bersama-sama. Setelah berbincang-bincang, Ren pun tau maksud kedatangan dari teman dekatnya tersebut, yaitu ingin mengajak bermain atau jalan-jalan bersama 4 teman lainnya. Ren pun menyetujuinya, lalu Putra pun pamit pulang untuk memanggil teman lainnya dan sementara itu usai sarapan Ren bergegas untuk bermain bersama teman-temannya walaupun ia tak tau akan bermain apa dan dimana. 30 menit sudah, ia rapih-rapih untuk segera bermain bersama yang lainnya.menyiapkan uang, jaket, celana jeans dan tas yang sudah di penuh keperluan untuk jalan-jalan. Ketika Ren ingin memakai sepatu di teras rumah, Putra dan 4 teman lainnya datang ke depan rumahnya. " Lho! Ren? Kamu mau kemana? Kan mainnya di rumah kamu " seru Putra yang kaget melihat Ren rapih sekali dengan pakaiannya. Ren hanya bisa bengong melihat yang lain berdatangan dan ternyata main dirumahnya sendiri. Putra, Ren dan 4 teman lainnya pun masuk dan bermain playstation bersama. Di tengah asiknya bermain playstation, tiba tiba Rudi (salah satu teman dari Ren) tersenyum dan tertawa kecil sendiri sambil memegangi handphonenya. Ren pun heran, dan mulai membisiki kuping temannya satu persatu, sambil melihat Rudi dengan penuh tanya. Rudi yang sedari tadi asik dengan handphone-nya pun mulai sadar kalau ia telah di amati terus dengan teman-teman lainnya. " Rudi kamu kenapa nyengir-nyengir sendiri? Hah? " Ucap Ren. Rudi yang masih asik dengan handphone nya, menjawab " Hm... biasa... pacar " . Ren dan 4 teman lainnya pun paham dan kembali bermain game. Sejenak terpikir oleh Ren, apa perlu dia memiliki pacar? Apakah menyenangkan bila memiliki pacar? Namun Ren tidak terlalu memikirkannya dan tetap menjalani hidupnya seperti biasa tanpa perlu mengkhawatirkan yang lain, itulah hasil dari pemikiran Ren.


                                Malam menuju hari Senin, itulah malam yang di benci Ren, karena ia pun tau kalau besok ia harus kembali sekolah seperti biasanya, ia adalah siswa kelas 10.2 di SMAN Cendrawasih. Walau Ren anak rumahan yang jarang keluar rumah, tetapi Ren anak yang tidak terlalu rajin dan biasanya pada malam-malam menuju hari Senin, ia habiskan untuk menonton tv, bermain game ataupun menghabiskan waktu dengan media online. Online, facebook, twitter, hanya itu yang di lakukann terus menerus bila Ren bingung apa yang harus di lakukan untuk menghabiskan waktu. Begitu hampa dan kosong seperti tanpa arti di setiap kegiatan-kegiatannya. Ren kembali memikirkan perkataan Rudi tentang pacar, seketika Ren terdiam dan memalingkan wajahnya dari laptop. Kemudian, ia kembali ke laptop dan melihat-lihat facebook temannya yang memiliki pacar. Ren pun chatting dengan teman dunia mayanya, bagaimana perasaannya memiliki pacar, dan wajarkah bila seumurnya memiliki pacar, di banding fokus pada pelajaran. Ternyata Ren melihat beberapa dampak positif dari chattingnya bersama teman facebooknya, sehingga ia merasa butuh akan pacar dan dia semakin penasaran dengan apa itu cinta, yang dapat membuat dua orang terikat dalam satu komitment yang biasa di sebut pacaran, dengan penuh keyakinan Ren meyakini dirinya bahwa ia akan mendapatkan apa itu naksir? cinta? Dan jatuh cinta. Ke esokan harinya, setibanya di sekolah Ren mencari teman dekatnya disekolah yaitu, Putra (teman dekatnya di rumah juga), dan Yoshi. Sebelum melaksanakan kegiatan upacara, Ren menjelaskan semua pendapat dan keinginannya, yang sesuai dengan keinginannya kemarin malam. Yoshi dan Putra hanya tersenyum, dan mulai menggoda Ren, karena baru untuk pertama kalinya, Ren mengatakan ketertarikannya untuk mencari pacar, karena biasanya Yoshi dan Putra mendengar ocehan dari Ren, hanyalah seesuatu yang menyangkut game, main barreng, ataupun hal lain lainnya. Ren langsung berdiri dari bangkunya dan menarik Putra dan Yoshi ke tingkat 2 lantai sekolahnya. " Dari sini kita bisa melihat semuanya kan? Nah ayo carikan aku wanita yang pas, mumpung upacara belum dimulai " Ucap Ren yang bersemangat ke pada Yoshi dan Putra, tanpa pikir lama mereka pun langsung mencari hingga pada saat asik mencari tiba-tiba ada guru yang berhasil memergoki mereka bertiga yang masih di atas dan tidak segera berbaris untuk upacara. Mereka terpaksa turun dan menuruti apa kata guru, Ren pun sedikit kesal, namun ia masih memiliki ide-ide lainnya. Selesainya upacara dan masuknya jam pertama yaitu, jam pelajaran matematika. Ren memanggil Yoshi dan Putra, Ren mengajak Yoshi dan Putra untuk bolos dalam pelajaran matematika, pada awalnya Putra menolak tapi karena Yoshi dan Ren memaksa, ahirnya dia ikut bersama yang lainnya. Dengan alih-alih ke kamar mandi, Ren, Yoshi dan Putra keluar kelas dengan santai. Ren langsung memberi tau kalau kelas lain ada jam pelajaran olahraga jadi Yoshi dan Putra bisa memilihkan gadis yang cocok untuknya. Satu per satu di tawarkan oleh Yoshi dan Putra, ada anak dance tapi terlalu gaul untuk Ren, dan Ren menolaknya, yang ke dua ada gadis kutu buku, sebelum di beri penjelasan detailnya Ren langsung menolaknya karena ia tak begitu suka belajar, yang ke ke tiga adalah gadis tomboy, gadis ini memakai ikat kepala, celana dan rambut pendek dan sikapnya yang suka meminta uang pada anak laki-laki seperti hal nya jagoan. Ren pun diam, lalu berkata " Aku mencari pacar, bukan bodyguard! ", Yoshi dan Putra melanjutkan pencariannya namun 45 menit mencari dan hasilnya di tolak semua oleh Ren, dan tiba-tiba datang seorang wanita Riri dari kelas sebelah yaitu, kelas 10.1 dan ia berkata " Lagi cari pacar ya? Pacar jangan dicari tapi dinikmati, siapa yang selama ini bisa nyaman denganmu " sembari pergi dari Ren menuju kamar mandi. Ren terdiam, dan meminta Yoshi dan Putra untuk kembali ke kelas. Setibanya di kelas, Ren terus memikirkan perkataan dari Riri "Pacar jangan dicari tapi dinikmati" menjadi sebuah pemikiran tersendiri untuk Ren. Yoshi dan Putra pun berbisik tentang Ren yang menjadi murung atau menyendiri setelah mendengar omongan Riri, lalu Yoshi dan Putra pun mendatangi Ren, " Sudah, tak usah dipikirkan omongannya Riri, lagipula cewe-cewe disini masih banyak kan? Haha " ucap Yoshi sembari datang ke kursi Ren bersama Putra. Ren pun mulai kembali bercanda dengan Putra dan Yoshi.

                                   " Teng....Teng.... " Bunyi jam istirahat. Ren kembali mengajak Putra dan Yoshi untuk mencari-cari gadis yang bisa membuat Ren terkesima dan jatuh cinta kepadanya. Putra menyanggah Ren dan Yoshi untuk ke kantin sebentar membeli cemilan, dan sembari melihat-lihat disana. Ren pun menuruti kemauan Putra, dan mereka segera ke kantin, di kantin mereka melihat banyak wanita dengan beragam tingkat kecantikan, sikap, dan keahlian. Putra dan Yoshi membeli cemilan, sementara Ren menunggu sambil mendengarkan musik.Setelah membeli cemilan Putra dan Yoshi menghampiri Ren dan menunjuk seorang gadis cantik, manis dan pendiam, mereka menyuruh Ren untuk mendatangi gadis itu dan berkenalan. Ren pun dengan headset yang masih di kupingnya menghampiri gadis itu, namun karena keadaan kantin yang ramai dan berdesakan, ia salah menyapa dan Ren pun menepuk bahu dari gadis gemuk, berkacamata dan berkulit hitam. Seketika yang ada di pikiran Ren adalah " Aku sedang menjadi Ultraman yang mengahadapi monster! ", gadis gemuk itu pun membalas sapaan Ren dengan mata berkedip-kedip manja serta senyumannya, Ren pun langsung lari kebelakang dan menghapiri teman-temannya dan berkata " Sialan! Salah orang lagi, malah nyapa Godzila tadi ". Putra dan Yoshi yang memang sudah memperhatikan saat Ren menghampiri orang yang salah, langsung berbalik badan dan tertawa terbahak-bahak melihat aksi Ren yang konyol itu. Tak terasa bel masuk pun sudah berbunyi dan mereka kembali ke kelas, belajar hingga berahirnya jam pelajaran terahir, dan pulang. Setibanya di rumah, Ren langsung ke kamar dan menjatuhkan badannya ke kasur, sambil memikirkan kenapa dia belum menemukan apa itu arti jatuh cinta yang dapat membuat seseorang melakukan hal yang diluar pemikiran orang lain, sampai ia tertidur. Ketika terbangun, hal yang dilakukan langsung menyalakan laptop dan seperti kebiasaannya setiap malam yaitu, menyalakan tv dan mengecharge handphonenya melalui kabel data yang di sambungkan ke laptopnya. Sambil di depan laptop, ia merenung. Kenapa? Mengapa? Hanya dia yang belum bisa merasakan apa itu jatuh cinta, merasakan kesenangan yang dimiliki teman lainnya ketika bisa bercanda bersama lawan jenisnya.Apa yang salah pada dirinya? Ren pun langsung mencari teman dunia mayanya yang kemarin memberitahukannya dia tentang pacaran. Ren konsultasi layaknya sedang terkena penyakit. Ren pun diberi tahu salah satu tips agar bisa merasakan bagaimana jatuh cinta, tips yang pertama, ialah harus terbuka dengan wanita dan sedikit perhatian pada setiap wanita. Mendengar tips itu Ren pun tersenyum dan ingin mempraktekannya besok saat di sekolah. Ke esokan harinya, ketika jam pelajaran dimulai Ren mulai ingin cepat mempraktekan ilmu yang baru ia dapat. Ketika ada temannya yang wanita tidak mengerti dengan pelajaran, ia pun mulai sok-sokan untuk membantu yang pada dasarnya tidak terlalu mengerti, dan ia mencoba membantu, hasilnya pun membantu walau sedikit lama. Ren pun tersenyum, dan dalam benaknya berkata "Mungkin dengan melakukan seperti ini terus, aku akan mendapatkan, apa itu jatuh cinta kepada seorang wanita". Pada jam istirahat, ia mulai mencari-cari siapa yang bisa ia bantu atau perhatikan, dan salahnya ketika ada seorang kakak kelas wanita yang lupa menaikan sleeting rok nya, Ren dengan sok-sokan menepuk pundak kakak kelas itu dan berkata "Hay, sleeting kamu kebuka tuh, keliatan dalemannya", tanpa basa basi kakak kelas itu langsung menampar dengan keras Ren, lalu Ren pun tercengang, ia pergi ke toilet untuk menyegarkan wajahnya yang baru saja terkena tamparan keras dari seorang wanita. Ren pun merasa ada yang salah, ternyata perhatian yang berlebihan itu tidak baik. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya hingga pulang, dan setibanya di rumah, Ren langsung menyalakan laptop, online facebook, twitter, dan media social lainnya untuk bisa berkomunikasi dan konsultasi dengan temannya yang memberikan tips pertama itu. Berjam-jam ia menunggu, orang yang ditunggu pun tak kunjung online, dan pada ahirnya tepat pukul 10 malam, orang yang ditunggu datang dan langsung chat kepada Ren menanyakan ada apa mencarinya. Ren pun menceritakan kisahnya saat di sekolah, ia membantu teman sekelasnya dan menceritakan pula saat ia mendapat tamparan keras dari seorang wanita yang belum ia kenal. Teman dunia maya Ren pun hanya tertawa saat mendengar cerita-cerita unik yang Ren sampaikan, tak hanya tertawa tetapi ia juga memberikan saran, solusi dan beberapa kesalahan yang di lakukan dalam melakukan tips yang pertama. Kemudian teman Ren itu memberikan tips kedua yaitu, jadilah pribadi yang keren atau sedikit tertutup. Ren yang bingung bagaimana menerapkannya, sedikit demi sedikit mulai mencoba, ia kesulitan karena sikap itu berbeda dengan sikap Ren sebenarnya yang terbuka dan senang bersosialisasi.
                                      Ke esokan harinya, hari berikutnya untuk menjalankan tips dari teman dunia maya Ren yaitu, menjadi kepribadian yang keren dan tertutup. Saat didalam kelas, yang dilakukan oleh Ren hanya duduk diam sambil menggunakan headset di kepalanya, dan setiap orang di tatapnya dengan tatapan sok keren. Kemudian di setiap jam pelajaran, ketika ia disuruh untuk mengerjakan tugas di depan, ia harus bisa menjadi orangnya bisa menyelesaikannya dengan mudah dan tetap bergaya keren, agar wanita lain tertarik pada tujuan utamanya, tetapi pada faktanya wanita di kelasnya tidak terlalu memperhatikan sikapnya karena sikapnya yang berubah 180 derajat, membuat anak-anak dikelasnya melihatnya menjadi seperti orang yang aneh, seharian ia bersikap pendiam, dan sedikit tertutup tetapi tidak ada satupun wanita yang tertarik kepadanya, Ren hanya berpikir mungkin ini baru hari pertama. Kemudian, pada hari-hari selanjutnya di sekolah ia tetap menggunakan sikap seperti itu, tetapi tetap saja tidak ada perubahan dalam hidupnya, tak ada satu wanita pun yang mendekatinya. Ren tak mengerti mengapa tak ada perubahan padanya, mungkin ia harus bertanya kembali kepada teman dunia mayanya, tetapi di setiap malam ahir-ahir ini orang itu tak kunjung muncul di media social networking, dengan terpaksa Ren tetap melanjutkan sikapnya yang dingin seperti itu. Tiba-tiba saat ia mendengarkan musik, datang salah satu temannya dan bertanya kepada Ren "Ren! Kenapa ahir-ahir ini diam saja? Ada masalah? Ceritalah sama aku", namun Ren hanya diam dan menggeleng-gelengkan kepalanya, dan menulis sesuatu di kertas lembar yang bertuliskan "Aku sedang menjalankan sesuatu yang tidak perlu kamu tau". Teman sekelasnya Ren hanya mengangguk dan pergi, entah apa yang ada di pikiran teman-teman sekelasnya. Ren pun mulai sadar, bahwa teman-temannya mulai tidak nyaman dengan sikapnya yang sekarang, dan Ren pun mulai ada keinginan untuk merubah sikapnya kembali seperti dulu, karena sebenarnya ia pun kurang terbiasa dan menyukainya dengan sikap yang dingin seperti itu. Kemudian, beberapa hari setelah ia merubah sikapnya, teman di dunia maya nya pun muncul kembali dan seperti biasanya, Ren kembali konsultasi dengan tips ke-2 nya yang kembali gagal membuat ia merasakan jatuh cinta. Teman dunia maya Ren, menanggapinya dengan santai, lalu Ren pun meminta tips selanjutnya karena dia sama sekali belum puas dengan apa yang dia dapatkan selama ini yaitu, kegagalan. Namun, teman dunia maya Ren, enggan untuk memberi tahunya dan menyuruh Ren agar menunggu sampai esok malam yang kebetulan besok adalah hari minggu.Ren tak sabar dan meminta nya agar memberi tahunya, tetapi teman dunia maya Ren tetap menolaknya. Ren pun mengajak teman dunia maya nya untuk ketemuan di salah satu restoran fast food, namun tetap pada pendiriannya, teman dunia maya Ren tetap menolak segala keinginan Ren, sampai esok malam. Kemudian Ren pun menuruti kemauan temannya itu, dan Ren sesegera tidur setelah mereka chatting. Terbangun Ren di hari minggu, dan pada biasanya dia di temain tv, playstation dan ala kadarnya, sesekali ia menunggu temannya mengajak bermain. Ternyata prediksi Ren tentang kedatangan temannya yaitu, benar. Putra datang ke rumah Ren dengan tujuan utama, menanyakan hal apa yang terjadi padanya ahir-ahir ini dengan sikapnya yang berubah menjadi dingin. Ren pun tanpa ragu menceritakan semuanya kepada Putra, Putra mengerti maksud dan tujuan dari Ren namun Putra meminta kepada Ren agar tidak mengulanginya lagi sikap seperti itu, lalu Ren pun menurutinya karena Ren juga tidak suka dengan sikapnya yang dingin seperti itu. Ren dan Putra kembali berbincang-bincang tentang bagaimana Ren mendapatkan perasaan jatuh cinta kepada lawan jenis. Matahari kembali tertidur dan berganti oleh rembulan yang menampakan keindahannya, Ren yang kala itu sudah menungu di depan laptopnya untuk bertemu dengan teman dunia maya nya yang tanpa inisial namun mengerti soal percintaan. Pada kali ini, ia datang cepat yaitu jam 7 sudah online, untuk menjawab keluhan dari Ren. Sebelum memulai Ren pun menanyakan pada temannya itu nama sebenarnya, namun ia menolak tetapi Ren memaksa agar Ren tidak kesulitan untuk memanggilnya, dan pada ahirnya ia memberikan inisial namanya yaitu R. Ren sebenarnya bingung kenapa hanya satu kata, tetapi Ren hanya bisa menuruti kemauan dari R tersebut. R pun memulai berbincangannya dengan Ren, kemudian R memberikan tips selanjutnya untuk Ren. Tips selanjutnya untuk Ren ialah menjadi anak yang super gaul dengan segala gaya nya. Ren kaget, apa bisa dia menjadi seseorang yang seperti itu, dengan kata lain Ren pun harus menjadi orang yang royal dan rela membuang uang tabungannya demi sebuah gaya yang modern. Ren pun tetap ingin mencoba cara dari R tersebut. Kemudian di ke esokan harinya, Ren datang ke sekolah dengan berkacamata hitam, rambut di beri gel, membawa mp3 player serta headset yang terpasang di kupingnya. Anak-anak di kelas pun terkejut melihat penampilan Ren yang semakin aneh ke hari-harinya, mulai dari sok perhatian, sok keren, dan sekarang saat ini sok gaul. Ren pun menyangka, semua yang tercengan melihat kedatangannya adalah kagum atau menyukainya yang pada dasarnya sebenarnya terkejut karena aneh melihat tingah Ren yang semakin aneh. Ren tetap menjalani keadaannya, yang aneh namun menurutnya adalah sesuatu yang keren. Ketika ia jajan di kantin, ia menyapa penjual dengan berkata " Yo, brotha! Es nya satu! Ok brotha" sambil menggerakan tangannya seperti gaya anak gaul di sinetron-sinetron yang sering diliatnya di televisi. Penjual minuman cuma melayani tanpa berkata apa-apa karena bingung, dan baru tau kalau ada murid yang seperti itu. Seperginya Ren dari kantin, Ren menjadi bahan omongan di kantin karena sikapnya yang aneh dan membuat tertawa para penjual makanan di kantin. Sesampai di kelas, semua teman-teman Ren pun hening, dan sunyi tetapi ketika Ren pergi dari kelas, mereka tertawa melihat tingkah Ren yang semakin aneh. Putra pun yang berada satu sekolah bersama Ren, terheran-heran melihat tingkah Ren. Putra pun menghampiri Ren yang sedang bergaya layaknya anak gaul di sekitar oran-orang yang hanya bisa diam melihat tingkah aneh dan konyolnya. Lalu Putra berkata " Ren?! Kamu kenapa?! Kesambet? Sakit? Setres? " sambil melepaskan kacamata, dan segala aksesoris yang digunakan oleh Ren. " Sorry brotha! ini namanya gaul ! " balas Ren kepada Putra. Putra pun mengajak Ren ke toilet, lalu menyiram muka Ren dengan harapan ia akan sadar, tetapi itu tidak membuat Ren menjadi sadar. Dengan gayanya yang baru, Ren membersihkan dan merapihkan bajunya yang basah, lalu Putra pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian Ren pun pergi begitu saja meninggalkan Putra. Hari-hari disekolah pun berakhir dan Ren merasa puas dengan sikapnya yang saat ini, karena mengira orang lain di sekitarnya menyukai gayanya saat ini, walaupun pada kenyataannya tidak. Pada malam harinya pun Ren, kembali mendatangi si R dan menceritakan hari-harinya di sekolah tentang keberhasilannya dia menjadi orang gaul dan di sukai orang disekitarnya. R pun menanggapi "Kemajuan, pada ahirnya kamu bisa mendapatkan sikap yang cocok untuk kamu, tetapi coba kamu periksa kembali teman-teman disekitarmu, terutama yang telah menyirammu dengan air. Mengapa? dan apa yang salah dari dirimu. Bisa jadi sebenarnya kamu tidak disukai ". Ren mulai mengingat kejadian tadi siang di sekolah yang telah disiram Putra sampai basah, namun Ren tidak peduli dan tetap melanjutkan sikapnya saat ini. Kemudian pada akhir berbincangan Ren menanyakan nama sebenarnya dari si R tersebut, dan tanpa di duga-duga Ren diberitahu nama asli dari R tersebut yaitu, Rio. Ren pun berterima kasih pada Rio karena sudah mau terbuka dan mau memberi tahu nama aslinya.
                                          Hari ke dua Ren menjadi anak kelas sepuluh yang menjadi anak super gaul di sekolah SMAN Cendrawasih. Pada saat ia datang ke kelas, suasana kelas tak lagi menjadi ramai karena kedatangannya. Sepertinya teman-teman di kelasnya sudah memahaminya, dan sudah tidak lagi mempermasalahkannya. Ren yang menyadari hal itu, menjadi bingung atas teman-temannya yang sudah tidak membicarakannya kembali. Tetapi Ren tetap menjadi anak tergaul di sekolahnya, walau pada saat berangkat sekolah naik angkot tetapi dia tetap bergaya layaknya orang kaya yang penuh style. Di saat pelajaran, Ren di minta maju untuk mempresentasikan tugas bahasa Indonesia, karena logat gaulnya sangat melekat di dirinya itu membuat presentasinya hancur serta kata-kata dengan lafal yang berantakan. " HelHellow!! Guys! Akoeh akaaann! Memprisentaseeeekan about, Kalemate Baku's Yow! Brotha Sista! Mareeee simak ! " Ucap Ren, dalam kalimat-kalimat pembukaannya. Guru, serta teman-temannya Ren hanya bisa tercengang, terdiam melihat aksi Ren yang semakin aneh. Kembali, aksi dari para teman-teman Ren membuat Ren merasa menjadi TrendSetter di sekolahnya, kesalah pahaman kembali di pikir oleh Ren. Ketika jam pelajaran bahasa Indonesia habis, teman-teman Ren menyindir Ren dengan pujian candaan " Ren, What's up brotha? Presentasi kamu keren sekali, gaya bahasamu benar-benar menunjukan kegaulan anak-anak Indonesia! Haha ". Ren semakin merasa terpuji dengan gayanya yang sekarang, berjalan di tengah lapangan merasa anak yang paling terkenal di sekolah, dan menyapa banyak orang dari tengah lapangan. Saat jalan menuju kantin di jam istirahat, Putra kembali datang menyapa Ren. Kali ini sikap Putra berbeda dari kemarin, Putra mengikuti gaya Ren saat ini dan berjalan bersama ke kantin. Setibanya di kantin, Putra pun meneraktir Ren, dengan alasan karena bangga punya teman terkenal. Walaupun dalam benaknya kesal dan sangat malu, karena ketika jalan bersama Ren dan Putra dilihat banyak orang dan di gunjing. Putra membelikan Ren, bakso dan es jeruk. Ren memakannya dengan lahap, dan senang dengan gaya hidupnya saat ini, karena ia berpikir karena ia menjadi anak gaul, ia dibicarakan banyak orang serta bisa mendapat teraktiran dari teman dekatnya. Sekembalinya dari kantin, tiba-tiba Ren sakit perut, dan ternyata secara sengaja Putra memberikan obat pencuci perut dimakanannya agar Ren sakit, dan tidak masuk sekolah besok, dengan tujuan Putra bisa berkunjung dan menanyakan apa yang terjadi padanya sehingga, sikapnya berubah menjadi sangat aneh. Putra senang, karena tujuannya terlaksana. Sejak dari kantin hingga pulang sekolah, Ren izin untuk istirahat di ruang PMR karena perutnya yang tak kunjung selesai membuang kotoran di perutnya dengan cara keluar-masuk kamar mandi. Sehingga membuat Ren, mendapat izin, 3 jam pulang lebih cepat karena sakit perutnya yang tak kunjung sembuh, saat ia pulang pun sangat merepotkan. Ketika ia naik angkot, tanpa tertahankan gas bau yang keluar dari tubuh Ren tak kunjung berhenti. Hal itu membuat Ren harus naik turun angkot di setiap meternya di karenakan bau kentutnya yang sangat menyengat, dan pada ahirnya Ren pulang dengan mengendarai becak. Sebelum ia menaiki becak itu, Ren melakukan perjanjian dengan abang becak tersebut, dan menceritakannya kalau ia sedang sakit perut dan akan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Pada awalnya, abang becak menolaknya terus menerus namun karena Ren memaksa dan melakukan perjanjian bahwa ia akan memberikan bayaran 3x lipat dari harga aslinya, yang seharusnya ia pulang hanya bayar 7ribu rupiah menyebabkan ia harus membayar 21ribu karena gas yang keluar tak kunjung habis. Sesampainya dirumah Ren berlari terbirit-birit menuju kamar mandi, dan ketika ibunya menyapa, ibunya kaget dengan bau yang tidak sedap walaupun Ren sudah berada di dalam kamar mandi. Ibu Ren bertanya kepada Ren " Ren, kamu kenapa? bau apa ini? ", kemudian Ren menjawab " Something wrong in my body mom, my body isn't delicious now! ". Ibunya Ren pun bingung dengan jawaban Ren yang aneh, lalu ketika ibunya Ren keluar menuju halaman. Ada seorang tukang becak yang datang untuk meminta air, untuk membersihkan tempat duduknya yang bau dan basah dengan kotoran. Lalu ketika ibunya Ren menanyakan pada tukang becak tersebut kenapa becaknya ada kotoran dan bau seperti feses, tukang becak itu hanya menjawab " Celana anak ibu ". Mendengar hal itu ibunya Ren langsung masuk dan menuju kamar mandi. Ibunya Ren pun diam dan hening, dan ternyata kamar mandi berantakan disertai kotoran dimana-mana. Kemudian ibunya Ren berteriak " REEEEEEENNNNNN!!!!!!!! ". Ren yang sudah pergi dari kamar mandi di ruang tengah langsung pergi ke kamar mandi yang berada di kamarnya dan tidak lupa menutup serta mengunci pintu kamarnya rapat-rapat.
                                          Hari pun berganti, setelah Ren pergi ke dokter untuk menyembuhkan perutnya yang tak kunjung berhenti mengeluarkan feses. Pada sore hari pun Putra datang untuk menjenguknya, kemudian Putra mendesak Ren agar dia mau untuk terbuka dan menceritakan, tentang hal apa yang sebenarnya terjadi. Ren sebenarnya enggan untuk menceritakannya, tetapi Putra terus memaksa Ren. Pada akhirnya pun Ren menceritakannya semua, tentang tips-tips demi mendapatkan pasangan yang bisa membuatnya jatuh cinta, dan juga teman-temannya yang suka tercengang melihatnya sehingga membuat Ren berpikir bahwa dia adalah TrendSetter saat ini dengan gaya gaulnya itu. Putra hanya bisa tertawa mendengar penjelasan dari Ren tentang tips-tips dan TrendSetter tersebut. Kemudian Putra pun memberitahukan Ren, bahwa dia sering di bicarakan bukan sebagai orang terkenal dan keren di sekolah, tetapi sebagai orang idiot yang suka memakai kacamata hitam di siang hari dan membawa tape kemana-mana yang jelas jelas tape itu ada kabel listriknya dan tak bisa nyala tanpa listrik. Ren pun terdiam, keluar rumah menuju halaman kemudian dia mencangkul halamannya dan kembali ke kamar membawa tape,kacamata serta aksesoris lainnya dan kembali ke halaman untuk menguburnya. Putra pun tersenyum melihat tindakan tersebut, kemudian Ren berteriak " Karena ini, aku dibilang idiot! Padahal kata mama aku ganteng! AAAAAAAA ". Putra yang sudah tenang melihat Ren sudah berhenti menjadi orang gaul yang idiot, ahirnya pulang ke rumah. Sepulangnya Putra dari rumah Ren, Ren hanya bisa termenung, dan terdiam memikirkan kebodohannya menjadi orang gaul yang idiot. Pada malam harinya, Ren menunggu Rio agar dia kembali online, dan dapat menceritakan semuanya kepadanya kegagalan tips tersebut, dan menginginkan tips selanjutnya. Menunggu, menunggu dan menunggu, hanya itu yang bisa Ren lakukan yaitu, menunggu kedatangan Rio sang teman dunia maya dengan berbagai tips cintanya, walau yang diterapkan pada Ren gagal semua. Waktu telah menunjukan jam 11 malam, tapi Rio belum juga online. Karena sudah terlalu malam, Ren pun mematikan laptopnya dan tidur. Pada ke esokan harinya di sekolah, Ren yang biasa berdandan dengan sangat bling-bling sekarang sudah menjadi siswa pada umumnya, masuk kelas seperti biasa dan mendapat beberapa sindiran dari teman-temannya karena sikap bodohnya kemarin selama beberapa hari." Ren,dimana tape dan kacamata mu itu? haha" Ucap teman sekelas Ren yang menyindirnya. Namun Ren tidak menanggapinya karena ia tahu, bila ia menanggapinya itu bukanlah solusi dan hanya memperpanjang masalah. Ketika di kantin pun, penjual makanan dan minuman di kantin sedikit kaget dengan perubahan yang terjadi pada Ren, tetapi  para penjual di kantin menjadi senang karena sudah tidak ada lagi orang yang idiot di sekolah tersebut. Ren pun yang baru sembuh dari sakitnya, menjadi olok-olok satu sekolahan karena sikapnya beberapa hari yang lalu. Hanya Putra yang tetap menemani Ren tanpa ada olok-olok sedikitpun. Detik demi detik terlewati, sehingga tak terasa hari mulai malam kembali. Ren yang kala itu sedang merenungi segala kebodohannya, untuk malam ini dia tidak mencari Rio namun ia langsung menuju tempat tidur dan tidur. Bulan pun terganti matahari, yang mulai menghangatkan pagi hari. Ren terbangun dengan lesu, ia merasa bahwa nanti di sekolah dia akan menjadi olok-olok dari teman-temannya kembali. Ren pun berangkat ke sekolah seperti tidak niat, karena berpikir akan menjadi olok-olok kembali. Sesampainya disana, Ren ternyata sudah tidak menjadi bahan olok-olok lagi, karena sikap Ren yang sabar pada hari kemarin, membuat teman-teman sekelasnya menjadi tidak enak hati untuk mengoloknya, karena sikap Ren yang pada dasarnya sabar, baik dan senang tersenyum. Ren pun mensyukuri hal yang terjadi saat ini, ia sudah tidak menjadi bahan olok-olok di sekolahnya. Sedikit demi sedikit semangat Ren kembali meningkat untuk mencari seseorang yang membuatnya jatuh cinta. Pada malam hari pun Ren kembali menunggu kedatangan Rio di depan laptopnya. Seperti biasanya Rio, mulai online setiap jam 10 ke atas. Ketika online, Ren pun bingung apa yang harus ditanyakan kembali tetapi kali ini Ren to the point. " Selanjutnya tips apa lagi? Kali ini jangan merubah sikap lagi! Aku sudah muak dengan perubahan sikap, yang tak kunjung berhasil! " ujar Ren. Rio pun dengan serius membalas " Oke, tips selanjutnya dilakukan dengan step demi step. Mengerti? Step pertama kamu harus bisa mencari siapa gadis yang menurutmu terbaik di sekolahmu, dari segi kecantikan,sikap dan segalanya yang menurutmu baik". Setelah membalas seperti itu, Rio pun langsung offline. Ren yang sebenarnya ingin menanyakan hal lain, tetapi karena Rio sudah offline. Ren hanya bisa memahami yang di beritahu dan kembali mempraktekannya di sekolah. Kebetulan besok adalah hari minggu sehingga Ren tidak berangkat ke sekolah, lalu Ren pun memutuskan untuk mengajak Putra, dan Rudi untuk main ke rumahnya dengan tujuan membantunya dalam menjalankan tips tersebut yaitu, mencari wanita yang pas dan cocok untuk Ren.
                                     Putra dan Rudi pun datang ke rumah Ren, Putra dan Rudi yang awalnya bingung untuk apa di undang ke rumah Ren, hanya bisa kebingungan sendiri, ketika Ren masuk ke kamar dan mengambil beberapa buku dan juga laptopnya." Putra, Rudi ayo kerja keras! " Ucap Ren setelah menaruh semua barang yang ia bawa ke depan kedua temannya itu. Ren pun menjelaskan maksud dari kata-katanya tersebut. Kemudian Putra dan Rudi mengerti dan mulai mencarikannya wanita yang di inginkan Ren. Putra pun memulai pencariannya melalui internet yaitu media social facebook, lalu menawarkan beberapa wanita kepada Ren. Kemudian Ren terkejut " Ini siapa?! Namanya aja  C'balLwel BlLaaph Blupph Ah ! Manggilnya juga gmana?! Blap? Blup? atau Ah? Cari yang benar !! " sambil menjitak kepala Putra, dan Rudi pun hanya tertawa. Putra masih sibuk dengan laptopnya Ren untuk mencari wanita yang pantas untuk Ren, sedangkan Rudi sibuk dengan majalah sekolah dan melihat-lihat wanita yang tercantum di majalah-majalah sekolahnya itu. Rudi pun masih kebingungan dengan majalahnya karena belum terlihat siswi dari sekolahnya di majalah itu. " Rud, kamu lagi nyari apa? Ha? " ucap Ren, " Ya jelas cariin kamu pacar lah! " balas Rudi dengan serius. " Lantas kenapa buka majalah hewan?! #$@!%&*) " sahut Ren dengan sangat kesal. Kemudian Ren kembali melihat Putra, dan Putra pun langsung memberika hasil pencariannya di facebook " Ren, Ren, sini Ren. Ini lihat ! Namanya Riana Indrayani " Ucap Putra kepada Ren. Ren pun dengan penasaran datang, dan melihat hasil pencariannya dan membalas " Namanya memang Riana Indrayani ! Tapi kenapa orangnya laki-laki !! Lihat panggilannya pun Indra !! ". Rudi dan Putra pun semakin tertawa terbahak-bahak. Ren semakin kesal dengan teman-temannya yang selalu bercanda dalam membantunya mencari wanita yang dapat membuatnya jatuh hati. Kemudian ia pun keluar rumah dengan perlahan, dan mulai menelusuri jalan. Putra dan Rudi pun yang sadar kalau Ren pergi. Ikut keluar dan pergi bersama Ren. Berjalan dengan perlahan meninggalkan perumahan Lias Bangsa, Putra dan Rudi hanya dapat mengikuti Ren walaupun mereka tak mengerti apa yang terjadi pada Ren. Ren yang kali ini tidak seperti biasanya, ia berjalan menelusuri jalan seperti melepas penat dan kesibukan yang ia rasakan. Putra dan Rudi pun menanyakan kepada Ren apa yang terjadi tetapi Ren hanya tersenyum dan membalas kalau ia sedang mencoba mencari gadis pujaan yang ditunggunya dengan rileks, santai dan mencari di kehidupan nyata langsung, tanpa melalui media lain. Putra dan Rudi pun memahaminya dan tetap mengikuti Ren yang tetap berjalan. Sampainya di suatu taman, tempat dimana biasanya banyak orang-orang yang bermain, berjalan-jalan, dan mengobrol. Ren pun duduk di kursi taman bersama Putra dan Rudi. Kemudian Ren mengatakan kepada Putra dan Rudi kalau dia akan mencari gadis pujaannya di taman. Ia pun terus menunggu, dan tanpa terasa satu jam terlewati hanya dengan duduk di taman dengan menggunakan headset di kupingnya. Terlihat satu gadis cantik dengan teman-temannya,yang terlintas di depan Ren. Kemudian Ren pun melihatnya terus dan demi perlahan mengikutinya. Gadis itu beserta teman-temannya pun merasakan, adanya seseorang yang mengikuti mereka. Kemudian gadis itu, membalikan badannya dan bertanya kepada Ren " Kenapa? Ada apa mengikutiku? ". Ren pun terdiam sejenak, lalu Ren mengajukan tangannya dan membalas ucapan gadis tersebut " Hai, aku Ren. Salam kenal. Boleh, aku mengobrol sebentar denganmu? ". Gadis itu pun menuruti kemauan dari Ren. Mereka berjalan berdua sementara Putra dan Rudi, asik berkenalan dan mengobrol dengan teman gadis tersebut. Ren pun berbincang-bincang dengan gadis tersebut dan gadis tersebut pun menanggapinya. Setelah berkenalan, Ren pun mengetahui nama gadis tersebut yaitu, Bunga. Bunga adalah anak dari seorang pelukis yang senang berkelana, dan kebetulan Bunga memiliki tante di perumahan Lias Bangsa, perumahan yang sama dengan Ren, namun Bunga hanya beberapa bulan di perumahan tersebut, karena ayahnya akan berkelana ke daerah atau negara lain, dan Bunga pun ikut bersamanya. Bunga pun bersekolah di SMAN Cendrawasih, kelas 11 dan sudah memiliki pacar di kampung asalnya di Aceh. Mendengar bahwa Bunga sudah memiliki pacar, Ren pun tak terkejut karena wajar wanita secantik Bunga sudah memiliki pacar, pikir Ren. Kemudian Ren dan Bunga pun kembali bersama temannya masing-masing setelah mereka berjalan bersama cukup lama. " Ecieeee gmana jalan-jalannya? Seru ga nih? " Sorak teman-teman Bunga. Ren mengucapkan salam perpisahan untuk kembali ke rumah bersama Rudi dan Putra. Rudi dan Putra pun saling menanyakan, bagaimana tentang jalan-jalannya Ren dengan Bunga. Ren pun menceritakan apa saja yang ia bicarakan berdua. Kemudian Rudi dan Putra pun mengerti, kalau Bunga sudah pasti tidak mungkin menjadi gadis yang akan di dekati oleh Ren. Mereka bertiga pun sampai di rumah Ren, dengan keadaan lelah. Mereka memutuskan untuk menyelesaikan pencarian gadis impian untuk Ren.
Hari terlewati, malam itu Ren tidak menemui Rio karena sudah terlalu lelah dengan perkenalannya bersama Bunga. Hingga kembali pagi dan Ren kembali bersekolah seperti biasanya. Menjalani keseharian seperti biasa, yang kadang kala terasa membosankan dan Ren pun masih belum bisa mendapatkan apa yang ia ingin dapatkan. Pemikiran selalu merasa tersendiri, disaat teman-temannya tak ada. Ada sesuatu yang kosong di dalam dirinya.

                                             Hari demi hari terlewati dengan kejenuhan. Sampai kembali malam menghampirinya, dan kali ini Ren mendatangi Rio. Ia menceritakan bagaimana kesehariannya dan kegagalan dalam mencoba step pertama dalam tips yang Rio berikan yaitu, mencari wanita yang cocok buat Ren. Rio pun sedikit bingung karena Ren tidak mendapatkan wanita yang cocok untuknya. Rio memberi saran kepada Ren " Pilih siapa saja yang mampu membuatmu nyaman saat mengobrol, bermain di sekolah, dan jadikan wanita itu sebagai wanita yang pas dengan mu! ". Ren pun masih bingung dalam memilih atau mencari, siapakah wanita tersebut. Namun Ren tetap menjalani harinya seperti biasa, dan esoknya pun di sekolah, Ren mencoba lebih terbuka lagi dengan teman-teman wanitanya di sekolah. Di ahir pelajaran menuju gerbang sekolah, Ren bertemu dengan Riri dan Riri pun menggoda Ren " Sendiri aja nih, udah ga jadi anak gaul lagi yah ! ". Ren hanya menggaruk-garuk kepala sambil tersenyum mendengar godaan Riri. Sepulangnya Ren di rumah, ia langsung bersiap-siap untuk pergi, meski tak tau mau kemana. Sikap pandangan kosong pada Ren kembali datang dirinya. Ia berjalan menelusuri jalan, berharap bisa bertemu gadis impiannya kembali. Tiap gang di lewati, tiap simpangan tak berhenti, tetap berjalan di bawah sinar terik matahari. Berharap penuh akan mendapatkan apa itu jatuh cinta. Setelah cukup lama berjalan, terhentilah ia di sebuah lapangan, karena ada bola basket yang jatuh menggelinding menghampiri kakinya. Terdengarlah sebuah sahutan dari beberapa orang di lapangan " Hey! yang ada disana ! Tolong lemparkan bolanya ya ! ". Ren yang mengambil bola basket itu tidak langsung melemparnya, namun membawanya kepada orang-orang di lapangan, dan memberikannya. Dikarenakan Ren tidak bisa bermain basket, Ren hanya bisa duduk sambil melihat mereka bermain basket. Setelah beberapa orang di lapangan berhenti bermain basket untuk istirahat, Ren pun datang dan menghampiri salah satu orang di lapangan tersebut. " Bisa kamu mengajariku bermain basket? Aku Ren, aku ingin bisa bermain basket " ucap Ren pada seseorang yang sedang istirahat setelah bermain basket. " Sean! Namaku Sean. Ayo aku ajari bagaimana bermain basket ". Kemudian, mereka berdua bermain basket, Ren pun di ajari teknik-teknik dasar, seperti bagaimana dribling, passing dan shooting. Baru 15 menit Ren bermain basket, nafas Ren sudah terengah-engah, terlihat bagaimana Ren jarang sekali olahraga. Beberapa menit setelah istirahat, tiba-tiba Bunga datang ke lapangan, bersama teman-temannya untuk bermain bola basket. Ren pun kaget melihat kedatangan Bunga, dan Bunga pun ternyata kenal dengan Sean dan para pemain basket lainnya. Kemudian Ren datang menghampiri Bunga, dan menyapanya. " Bunga, kamu main basket juga? Lalu kamu kenal dengan semua orang disini? Kamu kan baru disini? " dengan nada sedikit kebingungan Ren bertanya-tanya pada Bunga. Bunga pun menarik Ren ke tempat duduk di sekitar lapangan, dan menjelaskan pada Ren " Aku dulu pernah disini, dan masuk ke tim basket disini. Bahkan aku pernah menjadi kapten tim basket disini, tim cendrawasih basket! " Kemudian Bunga menjelaskan kisahnya sebagai kapten tim basket kepada Ren, setelah itu Bunga berlatih dengan timnya. Ren pun tetap disana untuk melihat latihan tim basket cendrawasih dengan Bunga sebagai salah satu pemainnya. Ren pun kaget dengan permainan Bunga yang ternyata jago dan lihai dalam bermain basket. Seusai Bunga berlatih, Ren menghampirinya untuk kembali berbincang, terlebih dengan handalnya Bunga dalam memainkan bola basket. Kemudian Bunga pun enggan untuk berbicang-bincang seusai ia latihan, karena kondisi yang basah dengan bermandikan keringat, sehingga Bunga mengajak Ren, untuk menemuinya kembali nanti malam di taman jika memang ingin mengobrol bersamanya. Sebelum Ren dan Bunga berpisah di lapangan tiba-tiba Ren mengisyaratkan kepada Bunga agar membawa bola basket saaat menemuinya nanti malam. Mereka pun berpisah, dan menuju rumahnya masing-masing. Ren yang sangat bersemangat mulai dari jam 7.30 malam, sudah datang di taman dan menunggu kehadiran Bunga. Setelah menunggu beberapa waktu, Bunga pun datang menghampiri Ren dengan bola basket yang di lemparkan terlebih dahulu kepada Ren. Ren langsung mengambil bola itu dan datang kepada Bunga lalu bermain basket satu lawan satu di taman, yang kebetulan ada lapangan kecil untuk bermain basket. Ren yang masih pemula, dengan percaya dirinya melawan Bunga yang sudah senior dalam hal basket, dan pertandingan pun di menangkan oleh Bunga." Semoga game kali ini, bisa jadi kenang-kenangan untuk pertemuan kita ya! " Ucap Ren kepada Bunga, namun Bunga tidak menanggapinya dengan serius dan duduk di kursi taman. Ren pun duduk di sebelah Bunga, dengan perlahan Ren membawa arus pembicaraan kedalam kehidupannya agar Ren bisa meminta saran kepada Bunga atas kegagalan Ren dalam mengejar perasaan yang tak pernah ia rasakan, tetapi Ren menyembunyikan ceritanya saat ia mencoba tips-tips dari Rio yang membuatnya terlihat konyol. Ren pun menanyakan kepada Bunga, apa yang membuatnya saat ini memiliki pacar dan apa yang membuatnya tetap percaya pada pacarnya dalam hubungan jarak jauh seperti itu. Bunga pun kalau rasa nyaman, nyambung dan asik dalam berkomunikasi merupakan salah satu dari awal mulanya merasakan apa itu jatuh cinta, dan mengapa ia mampu bertahan dengan hubungan jarak jauh yaitu, dengan tetap berkomunikasi dengan media online, sehingga hubungan komunikasi mereka tetap terjaga, dan rasa saling percaya juga termasuk untuk tetap membuat semuanya berjalan dengan baik tanpa adanya keraguan dalam menjalin sebuah hubungan. Ren sedikit memahami tentang penjelasan yang di berikan oleh Bunga, tetapi Ren belum puas. Kemudian Ren menanyakan kepada Bunga, bagaimana caranya agar Ren dapat jatuh cinta kepada seseorang. Bunga pun langsung berdiri dan bermain bola basket, ia melakukan beberapa teknik-teknik yang indah untuk di lihat, dan melakukan shooting ke dalam ring. " Kamu sudah memahaminya? Nyaman, senang, dan bersama itulah kuncinya, seperti bermain basket. Kita bisa senang bermain, bersama teman, dan nyaman dengan bola yang kita pakai apabila sudah terbiasa bersama. " Ucap Bunga menjelaskan kepada Ren, kemudian Bunga melakukan shooting ke ring dengan salah sehingga bola tidak masuk dan melakukannya kembali dengan benar dan membuat bolanya masuk dalam ring. " Ada kalanya kita gagal dalam melakukan suatu pencapaian, seperti bola yang gagal masuk dalam ring, tetapi satu hal yang pasti ! Ketika kita mencoba nya lagi, lagi dan lagi. Pasti! Pasti kita bisa melakukannya dengan sukses seperti bola yang masuk ke dalam ring " Lanjut penjelasan Bunga. Ren pun paham dan termotivasi, namun masih tetap ada yang menganjal di benaknya. Satu hal yang terganjal di benaknya yaitu, siapakah wanita yang bisa menaklukan hatinya? Jawabannya tetap menjadi tanda tanya besar di benak Ren.
                                          Malam terlewati dengan panjang bersama Bunga, dan mereka pun pulang setelah Ren puas dengan segala jawaban yang diberikan Bunga. Esok harinya di sekolah, Ren kembali bertemu dengan Bunga, dan Bunga memberikan semangat kepada Ren tetapi Ren tetap terdiam dan terus memikirkan siapa dan mengapa ia belum bisa dapatkan orang yang bisa membuatnya jatuh hati. Kemudian, Ren memiliki pemikiran kalau ia sudah merasa nyaman dan enak bila bersama Bunga, sehingga ia menetapkan kalau Bunga adalah wanita yang akan ia jadikan sebagai sasarannya agar membuatnya merasakan jatuh cinta, tanpa memperdulikan status Bunga yang sudah memiliki pacar. Seusai sekolah, Ren menemui Putra dan Rudi, memberi tahu bahwa Bunga menjadi wanita yang ia targetkan saat ini, Putra dan Rudi kaget mendegar pernyataan tersebut, dan menjelaskan kembali status Bunga yang sudah memiliki pacar dan hanya beberapa bulan tinggal, lalu kembali berkelana bersama ayahnya. Namun Ren mengelak dan mengabaikan semua itu dengan tatapan motivasi ke depan, kalau ia akan berhasil. Malam pun menjelang, Ren pun siap di depan laptop untuk menunggu step selanjutnya dari tips yang diberikan Rio. Seperti biasa Rio datang pada pukul 10.00 dan siap untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari Ren. Di jelaskanlah semua cerita yang dimiliki oleh Ren kepada Rio, dan Rio pun terkejut dengan kenyataan kalau Ren sudah memiliki wanita yang cocok dengannya. Tetapi ia harus tetap memberikan step berikutnya untuk tips ke empat, yaitu Ren harus memiliki segala media komunikasi yang dimiliki oleh wanita tersebut, seperti nomor handphone, facebook, twitter, skype dan apapun itu yang mendukung dalam melakukan komunikasi. Ren menganggap hal itu mudah, karena ia bisa mendapatkannya dengan menanyakan langsung kepada Bunga, karena Bunga tidak tahu kalau ialah yang menjadi wanita incaran oleh Ren. Prediksi Ren dengan mudahnya mendapatkan segala media komunikasi adalah benar. Esok harinya di sekolah, ia mendapatkan segala media komunikasi dari Bunga, dengan hanya menanyakan langsung dengan alibi untuk curhat ataupun sekedar bertanya-tanya, dan Bunga pun tak ragu memberi tahukannya. Ren yang sudah mendapatkan nomor handphone Bunga pun langsung mencobanya, dan sms kepada Bunga namun balasan dari Bunga terlalu dingin dan tak seperti biasanya bila bertemu. Ren segera mengkonsultasikannya kepada Rio, di malam harinya. Ren memberi tahu Rio kalau ia sudah mendapatkan segala media komunikasi kepada wanita incarannya, tetapi saat mencoba untuk sms wanita tersebut, tanggapannya menjadi berbeda, menjadi lebih dingin, dan kurang asik. Rio pun tanpa basa-basi langsung memberikan step berikutnya kepada Ren, tanpa perduli dengan penjelasan cerita Ren kepada Rio. Step yang diberikan Rio yaitu, Ren harus bisa menjadi seseorang yang terlihat hebat dimata wanita yang incar tersebut.
Part8                               
                                       Kemudian di ke esokan harinya sepulang dari sekolah, Ren langsung menuju lapangan basket di dekat taman dengan masih menggunakan seragam dan tas yang di pakainya, lalu hal yang dilakukan adalah menunggu, menunggu, dan terus menunggu. Menunggu sesuatu yang tak pasti, menunggu akan suatu keindahan, menunggu akan suatu rasa, menunggu kepastian yang belum jelas. Bunga, ialah yang di tunggu. Mencoba menanti kehadiran Bunga yang Ren harapkan sebagai satu-satunya wanita yang dapat memikat hatinya. Tak terasa hingga pukul tujuh malam, ia menunggu dan tetap tak ada terdengar sedikitpun langkah kaki dari Bunga. Ren memutuskan untuk pulang, namun ketika ia baru melangkahkan kakinya, Bunga datang dengan bola basket ditangannya. " Cowo ngapain disana? Sendirian aja nih? Main basket yuk! " Sahut Bunga kepada Ren. Ren tersenyum, senang dihatinya tak terhelatkan. Ren langsung bangun dan berteriak " Yeay! " Kemudian Ren dan Bunga pun memulai bermain basket. Bersama mereka bermain, bercanda tertawa, saling meledek dan merasakan kesenangan bersama. Seusai mereka bermain, mereka duduk di kursi taman berdua, menatap bulan, melihat keindahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Waktu pun menunjukan jam delapan malam, dan mereka pun berjalan perlahan bersama menuju rumah. Saat di jalan, Ren bercanda-canda dengan Bunga, dan berbincang-bincang. " Bunga, bagaimana kamu tahu aku berada di lapangan basket dekat taman? " Tanya Ren kepada Bunga dengan raut wajah ingin tahu. " Aku tahu...... Karena, aku mengikutimu saat kamu pulang sekolah tadi. Aku melihat kamu sangat tergesa-gesa " balas Bunga kepada Ren. Ren menanggapinya dengan candaan kalau Bunga menjadi mata-mata baginya, dan mereka berdua tertawa hingga mereka sampai di pertigaan dalam perumahannya yang memisahkan jalan mereka berdua. Sesampainya Ren di rumah, ia hanya bisa jatuh di kasur dengan kelelahan. Mendinginkan badannya dengan kipas, dan mengganti bajunya. Setelah beberapa lama ia bersantai-santai, ia langsung menyalakan laptop dan seperti biasa. Membuka facebook dan segala media sosial. Jam yang menunjukan waktu jam 10 malam, menandakan kedatangan Rio, yang sebentar lagi akan hadir seperti hari-hari biasanya. Segera Ren membuka facebooknya, dan menyimak online chat. Namun setelah beberapa lama, Rio tak kunjung hadir. Sehingga Ren menghabiskan waktu menunggunya dengan membuka notification facebooknya, dan lainnya. Setelah ia membuka notification, ternyata Rio mengiriminya wall di dinding facebook, untuk menemuinya sepulang sekolah di depan gerbang. Ren pun menyesal setelah membaca wall tersebut, karena saat pulang sekolah tadi siang, ia terlalu terburu-buru sehingga dia tak sempat melihat orang disekitarnya. Setelah menunggu beberapa lama, Rio tetap tidak ada di list online. Rio pun memutuskan untuk tidur dan berharap Rio menunggunya kembali di gerbang sekolah.
                                      Sampai di suasana kantin yang cukup di penuhi oleh para murid yang sedang istirahat siang. Ren, Putra, dan Rudi berkumpul, mereka bercanda-canda sambil menikmati jajanannya." Eh, kalian ada yang minat dengan olahraga basket? Aku mau belajar bermain basket " ucap Ren kepada Putra dan Rudi. Mereka tidak ada yang menjawab dan hanya menggeleng-gelengkan kepala, yang menyatakan kalau mereka tidak berminat." Tapi, kalau kamu ingin bisa bermain basket. Kamu datang saja, ke lapangan di dekat taman yang dekat perumahan mu itu. Aku sering melihat banyak yang suka bermain basket disana " sahut Putra dengan tiba-tiba. Ucapan Putra di tanggapi baik dengan Ren, yang mengingatkan Ren kepada Sean. Salah satu teman barunya yang ia kenal di lapangan basket, saat ia berjalan-jalan beberapa hari yang lalu. Setelah berbicara tentang basket, tiba-tiba Ren mendumel tentang cinta. Putra dan Rudi tertawa melihat Ren yang tiba-tiba membicarakan nasibnya tentang percintaan, alhasil Ren menjadii bahan olok-olok Putra dan Rudi. Ren dengan serius bertanya kepada Putra dan Rudi, dan untuk kali ini, mereka menanggapinya dengan serius. " Cinta itu kaya kopi, lagi enak diminum pas lagi hangat tapi resikonya cepet habis. Tapi kalo diminumnya pelan-pelan resikonya jadi cepat habis ". Ucap Rudi menanggapi Ren. " Ah basi ! Itu mah kutipan di setiap film ! Cinta itu kaya makan es krim, kalau buru-buru dan dipaksain yang ada jadi sakit gigi, tapi kalau dirasainnya pelan-pelan baru terasa nikmat dan indahnya ". Balas Putra menanggapi pernyataan Rudi. Mendengar pernyataan kedua sahabatnya Ren pun hanya setuju-setuju saja, karena Ren tidak mengerti apa-apa tentang percintaan. Sepulang sekolah, Ren mengajak Putra dan Rudi menemaninya untuk menemui Rio di gerbang sekolah, yang di pikir Ren akan datang kembali untuk menemuinya. Namun pada kenyataannya, setelah menunggu beberapa lama tidak ada satu orangpun yang datang menghampirinya ataupun memanggilnya. Putra dan Rudi pun pamit untuk pulang lebih dulu, karena sekolah mulai sepi dan mereka sudah cukup lelah menunggu. Beberapa saat setelah perginya Putra dan Rudi, tiba-tiba ada suara seseorang berteriak " Hey ! Kamu ! Ya kamu yang sendiri disana ". Kemudian Ren menoleh ke belakang, dan ternyata adalah seorang penjaga sekolah yang memintanya segera pulang karena pintu gerbang akan segera ditutup. Ren yang sudah lama menunggu pun pada akhirnya memutuskan untuk segera pulang. Sesampainya dirumah, Ren makan, mandi dan beristirahat di kamarnya dengan bermalas-malasan di kasurnya sambil bermain handphone. Berbunyilah handphone Ren, terlihat ada sebuah sms masuk yang dikirim oleh Bunga, dengan isi pesan menanyakan kegiatan apa yang dilakukan Ren saat itu. Ren pun langsung membalas sms yang di kirim oleh Bunga, dan mereka berdua saling membalas sms hingga tengah malam, bahkan hingga Ren ketiduran. Karena terlalu larutnya Ren smsan dengan Bunga, membuat mata Ren menjadi merah dan berkantung. Ke esokan harinya di kelas ketika belajar, sesekali Ren tertidur karena matanya terlalu lelah. Hal itu membuatnya di hukum dan berdiri di depan kelas dengan memegang papan yang bertuliskan " Aku adalah sang tukang tidur " selama 2 jam pelajaran.
                        Tiba-tiba Bunga melewatinya, dan sambil memohon maaf dan senyum kecilnya. Ren membalasnya dengan senyuman dan sedikit tertawa kecil. Seusai di hukum, Ren mencuci mukanya di kamar mandi, agar tidak mengulangi perbuatannya kembali. Sepulang sekolah Putra dan Rudi bertanya-tanya apa yang terjadi, sehingga membuat Ren di hukum di depan kelas. Namun Ren merahasiakannya dan tetap berjalan pulang dengan senyuman. Ren bingung apa yang harus ia lakukan saat ini, tapi yang pasti adalah saat sampai di rumah, menyalakan laptop dan berharap bisa kembali sms-an dengan Bunga. Sepertinya keinginannya pada malam ini tidak terwujud karena, hingga pukul 9 pun belum ada satu pun sms yang datang kepadanya. Ada perasaan untuk mengirimi sms duluan kepada Bunga, tetapi ada pula rasa untuk menunggunya beberapa saat, sehingga ia memilih untuk menunggu. Beberapa saat ia menunggu, terdengar suara sms "Kring... " dengan senangnya Ren mengambil handphonenya, dan membuka smsnya, dari wajah gembira, seketika mukanya memurung kembali karena sms yang di terimanya ialah dari operator provider. Setelah kesal menerima sms masuk yang berasal dari operator, ia memutuskan untuk memulai mengirim pesan lebih dulu. Ketika ia sedang mengetik pesannya, terdengar kembali suara di handphonenya "Kring..." Ia tidak memperdulikannya karena di pikirnya adalah sms yang datangnya dari provider kembali. Setelah selessai mengetik sms nya, terlihat pemberitahuan gagal, Ren pun dengan gigih mengetik ulang mengirim sms kepada Bunga, dan hasilnya tetap gagal. Lelah mengirim pesan, dan selalu gagal, ahirnya Ren membuka sms yang sejak tadi berbunyi. Ternyata itu adalah pesan dari Bunga dan menggunakan nomor barunya, Bunga memberitahu kalau nomor yang lama telah terblokir dan ia menggantinya dengan nomor yang ia pakai sekarang. Melihat ternyata sms itu berasal dari Bunga, Ren pun langsung membalasnya. Tetapi setelah membalasnya, Ren melihat jam yang ternyata sudah pukul 11.20 malam. Ren pesimis tak akan mendapat balasan oleh Bunga sehingga ia memutuskan untuk tidur, walau dengan ekspresi kesal dengan gagalnya untuk bisa sms-an dengan Bunga.
                       Suasana hening di kelas saat jam pelajaran dimulai, Ren belajar seperti halnya murid biasa. Jam pelajaran pertama pun habis, dan pada jam berikutnya yaitu jam pelajaran matematika, guru yang mengajar pun tak kunjung datang, sehingga kelas pun ramai dengan obrolan dan candaan teman - teman sekelas Ren. Ren yang sendiri terduduk di meja belajarnya, terdiam. Ia tak mengerti, apa yang ia rasakan, apa yang ia pikirkan. Ia memikirkan sesuatu yang tak pasti, tak tahu apa yang ia pikirkan, namun ia memikirkan sesuatu yang kosong, yang tak jelas, yang tak pasti. Ren tak tahu apa yang terjadi kepadanya, ia tak mengerti apa yang terjadi di pikirannya. " WOOOOOY...!! Melamun saja dari tadi ! " sahutan keras terdengar di kuping sebelah kanan Ren, yang di teriakan oleh Putra. Ren yang sejak tadi melamun, seketika terkejut dengan teriakan keras dari Putra. " Apaan sih, gak lucu ah ! Tiba tiba mengagetkanku, kan bisa bicara pelan-pelan " Balas Ren ke Putra dengan nada sedikit kesal karena perbuatan Putra yang mengagetkannya. Putra pun meminta maaf kepada Ren, karena telah mengagetkannya, kemudian mereka bercanda bersama. Mereka memutuskan untuk menuju kantin untuk jajan sembari bercanda dan menghilangkan penat dari keadaan kelas yang ramai, dan ketidak jelasan apa yang harus dilakukannya di kelas.

Jumat, 27 April 2012

Pengenalan

            Ren yang pada dasarnya sang anak rumahan yang belum mengerti apa itu perasaan cinta adam hawa, yang pergi ke sana ke mari, hanya untuk mencari jati diri, mencari segenap cinta dan perasaan yang di pendam untuk wanita yang ia tunggu di masa depan yang ia tak tau siapa. Mencoba terus mencari jati diri untuk menjadi pria idaman yang ia damba-dambakan selama ini. Sesekali ia ingin kan sebuah keahlian untuk menekankan bagaimana seorang Ren dan menjadi yang terbaik, lalu itupun berhasil, Namun Ren pun hanyalah manusia yang dapat melakukan kesalahan dan bisa merasakan bagaimana hidup bahagia, sedih, jatuh cinta, kecewa, dan berbagai variasi dalam hidup.
                            Hari demi hari di lalui, tak kenal lelah menjalani hari demi kehidupan di masa depan yang ia damba kan. Setiap lingkungan hidupnya berubah, ia pun ikut berubah, dan kembali berniat untuk mencari jati diri sebagai pria yang sebenarnya. Kebimbangan, pasti ia rasakan di setiap kehidupannya demi mencari bagaimanakah sosok dari jati dirinya sebenarnya. Seketika ia menemukan cinta nya, namun tak tertahan lama, dan ternyata salah. Rasa sedih pasti terasa, di saat gagal mendapatkan cinta yang di perjuangankannya dengan cukup menyakitkan perasaan jiwa dan juga batin.
                            Seperti halnya pria pada umumnya, ketika mengalami kegagalan ia mencoba bangkit dan mendapatkan yang lain, dan itulah Ren. Orang yang tertutup pada temannya dalam hal percintaan, itu dilakukan karena ia takut kegagalan menghampirinya kembali dan mendapat cemoohan dari kerabat-kerabat dekatnya. "Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga" , bagaimanapun cara Ren menutupi siapa gadis yang dapat memikatnya, pada akhirnya pun di ketahui dengan teman-temannya. Sebagaimananya manusia, ada kala nya kita sedih, gembira, sakit, sehat, semangat dan putus asa. Ren putus asa di saat ia menerima kegagalan kedua kalinya yang ternyata bukanlah dia gadis yang membuat Ren jatuh cinta dan mengerti makna cinta, namun Ren mencoba untuk menjalani seperti pada dasarnya, namun kali ini dengan komitment barunya saat ini yaitu, " My Confidence is Everything  "