Kamis, 17 Mei 2012

8. Fall in love? I've never feel it - My Confidence is Everything

  Kemudian di ke esokan harinya sepulang dari sekolah, Ren langsung menuju lapangan basket di dekat taman dengan masih menggunakan seragam dan tas yang di pakainya, lalu hal yang dilakukan adalah menunggu, menunggu, dan terus menunggu. Menunggu sesuatu yang tak pasti, menunggu akan suatu keindahan, menunggu akan suatu rasa, menunggu kepastian yang belum jelas. Bunga, ialah yang di tunggu. Mencoba menanti kehadiran Bunga yang Ren harapkan sebagai satu-satunya wanita yang dapat memikat hatinya. Tak terasa hingga pukul tujuh malam, ia menunggu dan tetap tak ada terdengar sedikitpun langkah kaki dari Bunga. Ren memutuskan untuk pulang, namun ketika ia baru melangkahkan kakinya, Bunga datang dengan bola basket ditangannya. " Cowo ngapain disana? Sendirian aja nih? Main basket yuk! " Sahut Bunga kepada Ren. Ren tersenyum, senang dihatinya tak terhelatkan. Ren langsung bangun dan berteriak " Yeay! " Kemudian Ren dan Bunga pun memulai bermain basket. Bersama mereka bermain, bercanda tertawa, saling meledek dan merasakan kesenangan bersama. Seusai mereka bermain, mereka duduk di kursi taman berdua, menatap bulan, melihat keindahan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Waktu pun menunjukan jam delapan malam, dan mereka pun berjalan perlahan bersama menuju rumah. Saat di jalan, Ren bercanda-canda dengan Bunga, dan berbincang-bincang. " Bunga, bagaimana kamu tahu aku berada di lapangan basket dekat taman? " Tanya Ren kepada Bunga dengan raut wajah ingin tahu. " Aku tahu...... Karena, aku mengikutimu saat kamu pulang sekolah tadi. Aku melihat kamu sangat tergesa-gesa " balas Bunga kepada Ren. Ren menanggapinya dengan candaan kalau Bunga menjadi mata-mata baginya, dan mereka berdua tertawa hingga mereka sampai di pertigaan dalam perumahannya yang memisahkan jalan mereka berdua. Sesampainya Ren di rumah, ia hanya bisa jatuh di kasur dengan kelelahan. Mendinginkan badannya dengan kipas, dan mengganti bajunya. Setelah beberapa lama ia bersantai-santai, ia langsung menyalakan laptop dan seperti biasa. Membuka facebook dan segala media sosial. Jam yang menunjukan waktu jam 10 malam, menandakan kedatangan Rio, yang sebentar lagi akan hadir seperti hari-hari biasanya. Segera Ren membuka facebooknya, dan menyimak online chat. Namun setelah beberapa lama, Rio tak kunjung hadir. Sehingga Ren menghabiskan waktu menunggunya dengan membuka notification facebooknya, dan lainnya. Setelah ia membuka notification, ternyata Rio mengiriminya wall di dinding facebook, untuk menemuinya sepulang sekolah di depan gerbang. Ren pun menyesal setelah membaca wall tersebut, karena saat pulang sekolah tadi siang, ia terlalu terburu-buru sehingga dia tak sempat melihat orang disekitarnya. Setelah menunggu beberapa lama, Rio tetap tidak ada di list online. Rio pun memutuskan untuk tidur dan berharap Rio menunggunya kembali di gerbang sekolah.
                                      Sampai di suasana kantin yang cukup di penuhi oleh para murid yang sedang istirahat siang. Ren, Putra, dan Rudi berkumpul, mereka bercanda-canda sambil menikmati jajanannya." Eh, kalian ada yang minat dengan olahraga basket? Aku mau belajar bermain basket " ucap Ren kepada Putra dan Rudi. Mereka tidak ada yang menjawab dan hanya menggeleng-gelengkan kepala, yang menyatakan kalau mereka tidak berminat." Tapi, kalau kamu ingin bisa bermain basket. Kamu datang saja, ke lapangan di dekat taman yang dekat perumahan mu itu. Aku sering melihat banyak yang suka bermain basket disana " sahut Putra dengan tiba-tiba. Ucapan Putra di tanggapi baik dengan Ren, yang mengingatkan Ren kepada Sean. Salah satu teman barunya yang ia kenal di lapangan basket, saat ia berjalan-jalan beberapa hari yang lalu. Setelah berbicara tentang basket, tiba-tiba Ren mendumel tentang cinta. Putra dan Rudi tertawa melihat Ren yang tiba-tiba membicarakan nasibnya tentang percintaan, alhasil Ren menjadii bahan olok-olok Putra dan Rudi. Ren dengan serius bertanya kepada Putra dan Rudi, dan untuk kali ini, mereka menanggapinya dengan serius. " Cinta itu kaya kopi, lagi enak diminum pas lagi hangat tapi resikonya cepet habis. Tapi kalo diminumnya pelan-pelan resikonya jadi cepat habis ". Ucap Rudi menanggapi Ren. " Ah basi ! Itu mah kutipan di setiap film ! Cinta itu kaya makan es krim, kalau buru-buru dan dipaksain yang ada jadi sakit gigi, tapi kalau dirasainnya pelan-pelan baru terasa nikmat dan indahnya ". Balas Putra menanggapi pernyataan Rudi. Mendengar pernyataan kedua sahabatnya Ren pun hanya setuju-setuju saja, karena Ren tidak mengerti apa-apa tentang percintaan. Sepulang sekolah, Ren mengajak Putra dan Rudi menemaninya untuk menemui Rio di gerbang sekolah, yang di pikir Ren akan datang kembali untuk menemuinya. Namun pada kenyataannya, setelah menunggu beberapa lama tidak ada satu orangpun yang datang menghampirinya ataupun memanggilnya. Putra dan Rudi pun pamit untuk pulang lebih dulu, karena sekolah mulai sepi dan mereka sudah cukup lelah menunggu. Beberapa saat setelah perginya Putra dan Rudi, tiba-tiba ada suara seseorang berteriak " Hey ! Kamu ! Ya kamu yang sendiri disana ". Kemudian Ren menoleh ke belakang, dan ternyata adalah seorang penjaga sekolah yang memintanya segera pulang karena pintu gerbang akan segera ditutup. Ren yang sudah lama menunggu pun pada akhirnya memutuskan untuk segera pulang. Sesampainya dirumah, Ren makan, mandi dan beristirahat di kamarnya dengan bermalas-malasan di kasurnya sambil bermain handphone. Berbunyilah handphone Ren, terlihat ada sebuah sms masuk yang dikirim oleh Bunga, dengan isi pesan menanyakan kegiatan apa yang dilakukan Ren saat itu. Ren pun langsung membalas sms yang di kirim oleh Bunga, dan mereka berdua saling membalas sms hingga tengah malam, bahkan hingga Ren ketiduran. Karena terlalu larutnya Ren smsan dengan Bunga, membuat mata Ren menjadi merah dan berkantung. Ke esokan harinya di kelas ketika belajar, sesekali Ren tertidur karena matanya terlalu lelah. Hal itu membuatnya di hukum dan berdiri di depan kelas dengan memegang papan yang bertuliskan " Aku adalah sang tukang tidur " selama 2 jam pelajaran.


Tiba-tiba Bunga melewatinya, dan sambil memohon maaf dan senyum kecilnya. Ren membalasnya dengan senyuman dan sedikit tertawa kecil. Seusai di hukum, Ren mencuci mukanya di kamar mandi, agar tidak mengulangi perbuatannya kembali. Sepulang sekolah Putra dan Rudi bertanya-tanya apa yang terjadi, sehingga membuat Ren di hukum di depan kelas. Namun Ren merahasiakannya dan tetap berjalan pulang dengan senyuman. Ren bingung apa yang harus ia lakukan saat ini, tapi yang pasti adalah saat sampai di rumah, menyalakan laptop dan berharap bisa kembali sms-an dengan Bunga. Sepertinya keinginannya pada malam ini tidak terwujud karena, hingga pukul 9 pun belum ada satu pun sms yang datang kepadanya. Ada perasaan untuk mengirimi sms duluan kepada Bunga, tetapi ada pula rasa untuk menunggunya beberapa saat, sehingga ia memilih untuk menunggu. Beberapa saat ia menunggu, terdengar suara sms "Kring... " dengan senangnya Ren mengambil handphonenya, dan membuka smsnya, dari wajah gembira, seketika mukanya memurung kembali karena sms yang di terimanya ialah dari operator provider. Setelah kesal menerima sms masuk yang berasal dari operator, ia memutuskan untuk memulai mengirim pesan lebih dulu. Ketika ia sedang mengetik pesannya, terdengar kembali suara di handphonenya "Kring..." Ia tidak memperdulikannya karena di pikirnya adalah sms yang datangnya dari provider kembali. Setelah selessai mengetik sms nya, terlihat pemberitahuan gagal, Ren pun dengan gigih mengetik ulang mengirim sms kepada Bunga, dan hasilnya tetap gagal. Lelah mengirim pesan, dan selalu gagal, ahirnya Ren membuka sms yang sejak tadi berbunyi. Ternyata itu adalah pesan dari Bunga dan menggunakan nomor barunya, Bunga memberitahu kalau nomor yang lama telah terblokir dan ia menggantinya dengan nomor yang ia pakai sekarang. Melihat ternyata sms itu berasal dari Bunga, Ren pun langsung membalasnya. Tetapi setelah membalasnya, Ren melihat jam yang ternyata sudah pukul 11.20 malam. Ren pesimis tak akan mendapat balasan oleh Bunga sehingga ia memutuskan untuk tidur, walau dengan ekspresi kesal dengan gagalnya untuk bisa sms-an dengan Bunga.
Next Part? Calm. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar